Sejumlah kawasan terdampak banjir, terutama wilayah pesisir dan bagian utara kota. Genangan air terjadi akibat tingginya curah hujan yang tidak diimbangi dengan daya tampung saluran air, serta diperparah oleh naiknya permukaan air laut (rob). Kondisi ini membuat aktivitas warga terganggu, bahkan sebagian rumah warga terendam hingga ketinggian sekitar 50 sentimeter.
Pemerintah Kota Pekalongan sebelumnya telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi dampak banjir. Di antaranya dengan membangun pompa air di beberapa titik rawan genangan serta membangun tanggul penahan gelombang laut di sepanjang garis pantai guna menekan dampak rob ekstrem.
Upaya tersebut mulai menunjukkan hasil. Berdasarkan pantauan di lapangan, volume banjir yang terjadi tahun ini tidak sebesar beberapa tahun sebelumnya, dan wilayah terdampak juga berangsur berkurang. Namun demikian, masih terdapat beberapa kawasan, khususnya di wilayah utara Kota Pekalongan, yang hingga awal Desember masih tergenang air.
“Alhamdulillah, banjir kali ini tidak separah tahun-tahun sebelumnya. Wilayah yang tergenang juga sudah jauh berkurang, meskipun di beberapa titik masih ada genangan,” ujar salah satu warga Kelurahan Kandang Panjang, saat ditemui di lokasi, Sabtu (6/12/2025).
Banjir yang melanda Kelurahan Kandang Panjang membuat warga kesulitan menjalankan aktivitas sehari-hari. Untuk membantu warga terdampak, sejumlah posko bencana banjir didirikan oleh pihak terkait dan relawan. Posko tersebut berfungsi sebagai pusat distribusi bantuan bahan makanan yang kemudian diolah melalui dapur umum.
Sebagai bentuk kepedulian sosial, SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang turut ambil bagian dalam membantu korban banjir. Pada Sabtu, 6 Desember 2025, sekolah tersebut menyalurkan bantuan berupa beras dan bahan makanan lainnya kepada warga terdampak banjir di Kelurahan Kandang Panjang.
Kepala SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari program peduli sosial dan bencana yang rutin dilaksanakan sekolah. Menurutnya, aksi kemanusiaan ini juga menjadi sarana edukasi bagi peserta didik untuk menumbuhkan rasa empati dan kepedulian terhadap sesama.
“Kami ingin menanamkan nilai kepedulian sosial kepada siswa sejak dini. Peran Paguyuban Orang tua siswa sangat penting dalam mewujudkan program peduli sosial ini. Bantuan ini mungkin tidak besar, tetapi kami berharap dapat meringankan beban saudara-saudara kita yang terdampak banjir,” ujarnya.
Ia menambahkan, pihak sekolah akan terus berkoordinasi dengan aparat kelurahan dan relawan untuk memastikan bantuan tepat sasaran. Warga pun menyambut baik bantuan tersebut dan berharap sinergi antara masyarakat, lembaga pendidikan, dan pemerintah dapat terus terjalin dalam menghadapi bencana.
Dengan berbagai upaya penanganan yang dilakukan, masyarakat berharap persoalan banjir di Kota Pekalongan dapat terus diminimalkan ke depannya, sehingga dampaknya tidak lagi mengganggu kehidupan warga secara signifikan.












0 comments:
Posting Komentar